Penanganan anak hiperaktif
harus dilakukan, mengingat anak tersebut cenderung tidak mampu
mengontrol dirinya sendiri. Kurangnya penanganan akan membuat anak
bisa melakukan hal-hal yang berbahaya. Malahan, bisa membuat sang
anak dijauhi oleh teman sebayanya.
Jauhnya dari teman sebaya jelas
berdampak buruk bagi kehidupan sosialnya. Pengaruh negatifnya adalah
lebih senang menyendiri, tidak berkembang kemampuannya dan sulit
untuk sukses di masa mendatang.
Tidak mau melihat anak kesulitan
di kehidupannya, sudah semestinya bunda perlu bertindak lebih cepat.
Penanganan wajib dilakukan sejak gejala hiperaktif muncul. Yang
paling penting, bunda harus bersabar dalam menghadapinya.
Sekilas Mengenai Anak
Hiperaktif
Anak hiperaktif biasanya mendapat
cap dari orang di sekelilingnya sebagai anak nakal. Ini merujuk pada
prilaku anak yang jauh dari kata wajar. Pasalnya, anak tidak bisa
diam, banyak bicara, dan bertindak terlalu berlebihan.
Hiperaktif sendiri merupakan
sebuah permasalahan pada perkembangan anak. Khususnya permasalahan
pada daya kontrolnya. Anak tidak mampu memfokuskan diri pada suatu
hal hal ini tentu berbeda dengan anak
banyak gerak karena aktif.
Ketidakmampuan dalam menjaga fokus
mengakibatkan anak sering melakukan hal yang tidak terkontrol. Lebih
parahnya, hal-hal berbahaya kadang dilakukannya sehingga cukup
mengkhawatirkan.
Meskipun begitu, anak yang
hiperaktif ini cukup potensial di dunianya. Anak seperti ini diklaim
memiliki kecerdasan tinggi, dan didukung dengan kemauan untuk
melakukan banyak hal tanpa merasa lelah. Ada emosi yang meletup-letup
untuk melakukan suatu tindakan.
Ketika bunda mampu menanganinya,
bukan tak mungkin jika anak akan lebih sukses ke depannya. Kuncinya
adalah mendidiknya dengan benar, dan terus mendampinginya agar
emosinya bisa dikontrol.
Penyebab Anak Menjadi
Hiperaktif
Ciri anak hiperaktif
ditandai dengan tidak mau diamnya anak dalam waktu yang lama.
Rata-rata anak akan beraktifitas secara berlebihan, mengambil
tindakan tanpa memikirkan akibat yang akan didapatkannya.
Tentunya, ini disebabkan oleh
kurangnya anak dalam mengontrol diri. Kurangnya kontrol akan dirinya
bisa merugikan diri sendiri. Misalnya anak akan terluka dalam
beraktifitas.
Penyebab utama anak menjadi
hiperaktif ini salah satunya berasal dari gangguan ADHD (Attention
Deficit and Hiperactivity Disorder). Maksudnya adalah adanya gangguan
perkembangan pada peningkatan sistem motorik.
Gangguan inilah yang menjadi
pemicu aktifitas berlebihan pada anak. Aktifitasnya terkadang lebih
agresif. Tidak heran jika bunda akan kewalahan dalam menghadapinya.
Kondisi ini ditandai dengan
berbagai hal. Diantaranya adalah mudah gelisah, sulit fokus, banyak
bicara, tidak bisa diam dalam waktu yang lama, sampai emosinya terus
meletup-letup.
Jika bunda melihat tanda-tanda
tersebut pada diri anak, sebaiknya bunda segera memberikan
penanganan. Penanganan ini harusnya disesuaikan dengan pemicu
utamanya. Misalnya apakah keaktifan anak ini berasal dari ADHD atau
dari masalah lainnya.
Cara Menangani Anak Yang
Hiperaktif
Menyadari tindakan anak terlalu
aktif, tentunya bunda harus memberikan pengawasan lebih besar.
Pengawasan ini diharapkan bisa mencegah anak untuk melakukan hal-hal
yang merugikannya sendiri.
Selain memberikan pengawasan
secara intens, bunda juga perlu mengambil langkah nyata. Yakni
memberikan
penanganan
anak hiperaktif
yang tepat.
Bagaimana caranya?
-
Menangani hiperaktif yang disebabkan ADHD
Pemeriksaan
wajib dilakukan bunda. Pemeriksaan ini untuk memastikan apa penyebab
sebenarnya. Jika hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa anak
terdiagnosis ADHD, maka cara yang tepat adalah mengikuti saran
dokter.
Normalnya,
dokter akan memberikan resep obat khusus untuk menangani gangguan
pada perkembangan motorik anak tersebut. Mengenai obatnya, tentu
dokter adalah yang bertanggungjawab dan tahu betul mengenai apa yang
diberikannya.
Selain
resep obat, dokter biasanya akan memberikan terapi khusus untuk anak.
Terapi ini dilakukan untuk membantu anak dalam menjaga prilakunya.
Dan bunda dianjurkan untuk membawa anak sesuai jadwal terapi.
-
Menangani hiperaktif yang tidak disebabkan oleh ADHD
Ketika
pemeriksaan menunjukkan bahwa anak tidak terdiagnosis ADHD, maka
bunda bisa melakukan penanganan sendiri di rumah. Penanganan ini
membutuhkan kesabaran ekstra, tapi akan berhasil bila dipraktekkan di
tiap harinya.
Yang
pertama adalah menjauhkan anak dari banyak gangguan. Hal kecil di
sekitar anak hiperaktif bisa saja menjadikan anak teralihkan. Fokus
anak ketika melakukan sesuatu yang Anda minta akan pudar, dan anak
memilih untuk melakukan tindakan yang berkaitan dengan apa yang
dilihatnya di sekitar.
Ketika
bunda sedang mengajari anak akan sesuatu, buatlah suasana yang sangat
nyaman bagi dirinya. Seminimal mungkin, jauhkan hal-hal yang bisa
mengalihkan perhatiannya. Dengan begitu, anak akan terlatih
konsentrasinya pada satu hal.
Yang
kedua adalah bantulah anak untuk mengatur aktifitas hariannya. Perlu
disadari bahwa anak hiperaktif sangat mudah mengalami kecemasan.
Kecemasannya ini tak lain dari kurang memahaminya anak dalam
melakukan hal-hal di setiap waktunya.
Bunda
disarankan untuk mengatur kegiatan hariannya. Yakni menunjukkan hal
apa saja yang sebaiknya dilakukan di tiap harinya. Misalnya waktu
sikat gigi, makan, bermain dan belajar.
Anak
hiperaktif butuh aturan yang jelas. Dengan tahu aturannya, anak akan
memahami apa yang sebaiknya dilakukan. Akhirnya, konsentrasinya
terbentuk, dan kecemasan yang dialaminya tidak muncul.
Yang
ketiga adalah dampingi anak lebih intens. Mendampinginya setiap saat
wajib dilakukan. Karena anak akan merasa lebih nyaman sehingga tidak
melakukan tindakan yang diluar batas.
Pendampingan
ini bisa dilakukan ketika makan, bermain dan belajar. Kesemuanya
wajib diawasi oleh bunda. Ketika anak melakukan hal yang positif,
pujian bisa diberikan.
Sebaliknya
bila melakukan tindakan yang kurang baik, bunda bisa menjelaskan
bahwa kegiatannya kurang baik. Tapi pastikan untuk tidak membentak
ataupun memarahinya. Karena memarahinya hanya akan membuat perasaan
anak kacau, menyebabkannya lebih agresif.
Itulah bagaimana cara bunda
memperlakukan anak yang hiperaktif. Bersabarlah dan terus motivasi
anak untuk melakukan hal yang positif. Dengan begitu, bunda akan
berhasil dalam hal penanganan
anak hiperaktif ini.
No comments:
Post a Comment