Anak-anak ada yang terlahir kalem. Mereka puas
mewarnai atau bermain dengan balok berjam-jam. Sementara anak-anak
bunda tampaknya tidak bisa duudk diam sekalipun hanya dua menit.
Mereka seakan-akan gelisah, lompat ke sana ke mari, mengambil barang
apapun yang menarik perhatiannya secepat mungkin dan memanjat apapun
yang bisa dipanjat. Orang tua mungkin langsung mencap anak-anak ini
menderita hiperaktif dan buru-buru menemukan cara menghadapi anak hiperaktif. Namun mungkin ada udang di balik batu bila anak-anak
bunda mendadak hiperaktif. Simak yuk penjelasannya.
-
Stress
Kadang-kadang perubahan jadwal dalam hidup bisa
membuat si kecil hiperaktif karena mereka mendapatkan pengalaman yang
membuat mereka stress. Sekalipun perubahan tersebut bisa bersifat
positif seperti memiliki adik baru, pindah ke lingkungan baru yang
lebih baik atau memasuki masa sekolah. Perubahan-perubahan ini bisa
menciptakan stress pada anak.
Selain itu, anak-anak juga bisa merasakan stress
orang tua sekalipun mereka tidak kena mengalami problem finansial
atau hubungan. Jadi bunda bisa mengecek kondisi stress bunda dan
pasangan bila bunda melihat si kecil mendadak hiperaktif.
-
Masalah kejiwaan
Masalah kejiwaan pada anak sering terlihat dalam
bentuk kelakuan yang tidak wajar. Anak-anak yang gampang cemas
cenderung kesulitan untuk duduk diam. Atau anak-anak yang trauma
karena suatu kejadian menakutkan akan kesulitan untuk konsentrasi.
Nah, bila bunda mencurigai karakter anak bunda yang hipersensitf
berasal dari masalah kejiwaan, bunda bisa menghubungi
psikolog.Pengobatan para ahli ini akan mengurangi gejala-gejalan
sakitnya si kecil termasuk hiperaktif.
-
Kesalahan Pola Makan
Sebuah penelitian menyebutkan gula bukanlah
penyebab hiperaktif. Beberapa ahli percaya beberapa penyedap rasa
bisa membuat anak jadi hiperaktif. Studi-studi tentang makanan juga
menemukan bahan pengawet dan pewarna bisa membuat anak jadi
hiperaktif.
Bila bunda berpikir pola makan anak mempengaruhi
karakter anak, bunda bisa menghubungi dan konsultasi pada dokter
anak. Dokter bisa memberikan cara-cara untuk menemukan ketidakcocokan
dan sensitifitas anak pada makanan sehingga menyebabkan tingkah laku
yang mengganggu.
-
Masalah kesehatan
Kondisi kesehatan fisik anak juga bisa menyebabkan
hiperaktif. Contoh anak yang memiliki kadar tiroid yang tinggi.
Anak-anak ini cenderung menjadi anak yang gampang cemas hingga
hiperaktif. Bunda bisa konsultasi ke dokter anak mengenai
gejala-gejala yang bunda lihat ada pada si kecil. Bunda juga
sebaiknya mencatat kejanggalan-kejanggalan yang bisa bunda sampaikan
lebih lanjut
-
Kurang berolahraga
Anak-anak harusnya aktif dan energetik. Tanpa
olahraga yang cukup, mereka akan kesulitan untuk duduk diam.
Sayangnya, banyak anak-anak hiperaktif dihukum dengan dicabut jam
istirahatnya di sekolah. Padahal kurangnya kesempatan berlari dan
bermain akan membuat kondisi hiperaktif semakin parah.
Bunda bisa membantu si kecil dengan mengarahkan
dia berolahraga setiap hari. Bawalah si kecil ke lapangan atau teman
dekat rumah untuk bermain bola, ayunan atau bersepeda untuk
menyalrkan energinya ke kegiatan-kegiatan produktif.
-
Terlalu capek
Bila orang tua cenderung lemas ketika mereka
kecapekan, anak-anak lebih sering menjadi hiperaktif. Bunda bisa
perhatikan, anak-anak yang tidak tidur siang atau telat tidur, mereka
memiliki tingkah laku yang agak ajaib. Jadi bunda perlu pastikan dia
tidur cukup agar dia tidak hiperaktif.
Dari informasi di atas, apakah bunda masih
khawatir anak bunda hiperaktif? Bila iya, bunda bisa melakukan
konsultasi ke dokter. Nah, seperti yang bunda ketahui, anak
hiperaktif membutuhkan perlakukan khusus. Bunda bisa membaca artikel
yang satu ini Cara Mengatasi Anak Hiperaktif agar bisa mengasuh si
kecil dengan tepat. Tidak ada anak yang nakal di dunia ini, mereka
hanya membutuhkan orang tua yang mengerti mereka.