Wednesday, September 26, 2018

Apakah Anak Bunda Menderita Hiperaktif?


Anak-anak ada yang terlahir kalem. Mereka puas mewarnai atau bermain dengan balok berjam-jam. Sementara anak-anak bunda tampaknya tidak bisa duudk diam sekalipun hanya dua menit. Mereka seakan-akan gelisah, lompat ke sana ke mari, mengambil barang apapun yang menarik perhatiannya secepat mungkin dan memanjat apapun yang bisa dipanjat. Orang tua mungkin langsung mencap anak-anak ini menderita hiperaktif dan buru-buru menemukan cara menghadapi anak hiperaktif. Namun mungkin ada udang di balik batu bila anak-anak bunda mendadak hiperaktif. Simak yuk penjelasannya.
  1. Stress
Kadang-kadang perubahan jadwal dalam hidup bisa membuat si kecil hiperaktif karena mereka mendapatkan pengalaman yang membuat mereka stress. Sekalipun perubahan tersebut bisa bersifat positif seperti memiliki adik baru, pindah ke lingkungan baru yang lebih baik atau memasuki masa sekolah. Perubahan-perubahan ini bisa menciptakan stress pada anak.

Selain itu, anak-anak juga bisa merasakan stress orang tua sekalipun mereka tidak kena mengalami problem finansial atau hubungan. Jadi bunda bisa mengecek kondisi stress bunda dan pasangan bila bunda melihat si kecil mendadak hiperaktif.
  1. Masalah kejiwaan
Masalah kejiwaan pada anak sering terlihat dalam bentuk kelakuan yang tidak wajar. Anak-anak yang gampang cemas cenderung kesulitan untuk duduk diam. Atau anak-anak yang trauma karena suatu kejadian menakutkan akan kesulitan untuk konsentrasi. Nah, bila bunda mencurigai karakter anak bunda yang hipersensitf berasal dari masalah kejiwaan, bunda bisa menghubungi psikolog.Pengobatan para ahli ini akan mengurangi gejala-gejalan sakitnya si kecil termasuk hiperaktif.
  1. Kesalahan Pola Makan
Sebuah penelitian menyebutkan gula bukanlah penyebab hiperaktif. Beberapa ahli percaya beberapa penyedap rasa bisa membuat anak jadi hiperaktif. Studi-studi tentang makanan juga menemukan bahan pengawet dan pewarna bisa membuat anak jadi hiperaktif.

Bila bunda berpikir pola makan anak mempengaruhi karakter anak, bunda bisa menghubungi dan konsultasi pada dokter anak. Dokter bisa memberikan cara-cara untuk menemukan ketidakcocokan dan sensitifitas anak pada makanan sehingga menyebabkan tingkah laku yang mengganggu.
  1. Masalah kesehatan
Kondisi kesehatan fisik anak juga bisa menyebabkan hiperaktif. Contoh anak yang memiliki kadar tiroid yang tinggi. Anak-anak ini cenderung menjadi anak yang gampang cemas hingga hiperaktif. Bunda bisa konsultasi ke dokter anak mengenai gejala-gejala yang bunda lihat ada pada si kecil. Bunda juga sebaiknya mencatat kejanggalan-kejanggalan yang bisa bunda sampaikan lebih lanjut
  1. Kurang berolahraga
Anak-anak harusnya aktif dan energetik. Tanpa olahraga yang cukup, mereka akan kesulitan untuk duduk diam. Sayangnya, banyak anak-anak hiperaktif dihukum dengan dicabut jam istirahatnya di sekolah. Padahal kurangnya kesempatan berlari dan bermain akan membuat kondisi hiperaktif semakin parah.

Bunda bisa membantu si kecil dengan mengarahkan dia berolahraga setiap hari. Bawalah si kecil ke lapangan atau teman dekat rumah untuk bermain bola, ayunan atau bersepeda untuk menyalrkan energinya ke kegiatan-kegiatan produktif.
  1. Terlalu capek
Bila orang tua cenderung lemas ketika mereka kecapekan, anak-anak lebih sering menjadi hiperaktif. Bunda bisa perhatikan, anak-anak yang tidak tidur siang atau telat tidur, mereka memiliki tingkah laku yang agak ajaib. Jadi bunda perlu pastikan dia tidur cukup agar dia tidak hiperaktif.

Dari informasi di atas, apakah bunda masih khawatir anak bunda hiperaktif? Bila iya, bunda bisa melakukan konsultasi ke dokter. Nah, seperti yang bunda ketahui, anak hiperaktif membutuhkan perlakukan khusus. Bunda bisa membaca artikel yang satu ini Cara Mengatasi Anak Hiperaktif agar bisa mengasuh si kecil dengan tepat. Tidak ada anak yang nakal di dunia ini, mereka hanya membutuhkan orang tua yang mengerti mereka.


No comments:

Post a Comment