Wednesday, December 12, 2018

5 Trik Jitu Atasi Anak Hiperaktif


Kata hiperaktif sangat erat sekali kaitannya dengan kata 'tidak bisa diam' dan 'tidak kenal lelah'.
Dalam usia dewasa, orang hiperaktif cenderung menghabiskan waktunya untuk melakukan
berbagai macam kegiatan yang menyenangkan hati dan pikiran. Namun jika terjadi pada
anak-anak, maka identik dengan anak yang selalu bergerak aktif dan tidak mau diam.
Sebagai orangtua uang memiliki anak hperaktif, Bunda harus mengetahui
cara mengatasi anak hiperaktif yang sesuai dengan tingkah laku balita agar tidak terjadi
kesalahan dalam mendidik anak.
Membesarkan anak hiperaktif memang membutuhkan tenaga ekstra dan kesabaran yang lebih.
Pasalnya, jika Bunda lengah sedikit saja maka bisa saja Si Kecil tengah bermain dengan benda
berbahaya yang mungkin ada di sekitarnya. Itulah sebab Bunda wajib mengetahui
cara mengatasi anak hiperaktif yang bisa dilakukan di rumah guna membantu menenangkan
sikap dan perilaku si Kecil sebelum ia benar-benar tidak bisa dikendalikan.
Mengenal apa itu hiperaktif?
Hiperaktif pada anak adalah kondisi yang menunjukkan ketidakmampuan balita dalam
mengontrol perilakunya sehingga aktivitas yang ia lakukan melebihi aktivitas rata-rata anak
pada umumnya. Anak hiperaktif sangat susah untuk memusatkan perhatian, susah konsentrasi
dalam waktu lama, ia juga dikenal anak yang memiliki aktivitas fisik berlebihan, serta memiliki
reaksi yang cukup cepat tanpa berpikir panjang.
Jika perilaku ini tidak terkontrol dengan baik, sudah tentu akan sangat merugikan baik bagi diri
sendiri maupun bagi orang lain. Karena bisa dipastikan anak hiperaktif tidak dapat
memperkirakan dampak apa saja yang bisa ia timbulkan akibat perilakunya. Salah satu
penyebab anak memiliki perilaku yang hiperaktif adalah adanya gangguan Attention Deficit
and Hiperactivity Disorder (ADHD).
Gangguan ADHD merupakan salah satu gangguan perkembangan yang melibatkan peningkatan
aktivitas motorik pada anak sehingga anak menjadi lebih agresif dan beraktivitas secara
berlebihan. Kondisi seperti ini ditandai dengan perasaan anak yang cenderung mudah marah,
tidak bisa duduk diam, banyak bicara, tidak bisa fokus, dan selalu gelisah.
Untuk itu, jika Bunda memiliki anak yang hiperaktif atau bahkan over hyperactive,
sebaiknya segera melakukan konsultasi ke dokter atau klinik tumbuh kembang.
Hal ini berguna untuk memastikan jika hiperaktif yang dialami balita bukan karena adanya
faktor ADHD.
Jika balita terdiagnosis terkena gangguan ADHD maka dokter akan memberikan terapi serta
obat-obatan untuk membantu mengontrol setiap aktivitas si Kecil yang berlebihan.
Biasanya juga disarankan agar anak melakukan diet tehadap jenis makanan tertentu
yang dapat memicu energi berlebih. Sementara jika balita Bunda tidak terdiagnosis ADHD,
maka cara sederhana berikut ini mampu Bunda terapkan untuk atasi anak hiperaktif
agar terkontrol setiap aktivitas balita.
Bagaimana cara mengatasi anak hiperaktif?
Bunda tidak perlu bingung atau cemas menghadapi si Kecil yang hiperaktif. Lakukan
beberapa trik berikut ini yang bisa membantu anak hiperaktif menjadi lebih tenang dan  
fokus dengan lingkungannya.
  • Jauhkan dari hal-hal kecil yang mungkin mengganggu konsentrasi anak. Untuk itu penting bagi Bunda menciptakan suasana yang nyaman terutama saat ia sedang belajar. Ajak anak berkonsentrasi untuk menyelesaikan satu hal terlebih dahulu saat bermain dan belajar sebelum ia beralih pada hal lainnya.
  • Anak hyperaktif lebih membutuhkan perintah yang lebih terstruktur dan jelas. Pasalnya, anak dengan perilaku seperti ini cenderung akan merasa cemas dan tidak tahu apa yang akan ia lakukan selanjutnya. Untuk itu, buatlah rutinitas yang terjadwal agar anak lebih terkontrol.
  • Belajar konsisten. Setelah Bunda membuatkan jadwal aktivitas harian bagi Si Kecil yang hiperaktif, ada baiknya Bunda ikut serta mendukung setiap jadwal dan selalu konsisten untuk melakukan kegiatan tersebut secara rutin agar anak lebih bisa mengerti dan lebih disiplin.
  • Bersabar  merupakan salah satu kunci sukses mengatasi anak hiperaktif. Usahakan untuk tidak menunjukan perasaan kesal Bunda pada anak agar suasana hatinya tidak memburuk. Untuk itu, Bunda disarankan untuk terus bersabar dan tenang.
  • Perhatikan makanan yang dikonsumsi oleh balita. Beberapa orang memiliki anggapan jika mengonsumsi gula dalam batas berlebih bisa menyebabkan anak menjadi hiperaktif. Namun sayang itu hanya sekedar anggapan belaka, karena belum ada penelitian secara ilmiah bahwa gula memang bisa menyebabkan seseorang menjadi hiperaktif.

Penting bagi Bunda mengetahui cara atasi anak hiperaktif agar semua aktivitas anak bisa terkontrol dengan baik. Penuhi setiap asupan gizi yang seimbang dari buah dan sayuran. Hindari olahan makanan instan pada anak hiperaktif, karena berpengaruh pada hormon anak.

Tuesday, December 4, 2018

Anak Hiperaktif? Ini Cara untuk Menghadapinya!


Di masa pertumbuhannya, anak-anak pasti senang sekali bergerak. Bergerak bagi anak, entah itu lewat bermain
atau berlari-lari, adalah sebuah hal yang sangat positif karena itu berarti keterampilan motoriknya sedang
berkembang. Namun terkadang orang tua juga jadi ikut kewalahan menghadapi anak hiperaktif karena harus
mengawasi anak ke manapun. Sebelum membahas bagaimana cara menghadapinya, orang tua terlebih dulu
harus memahami hiperaktif pada anak.
Hiperaktif pada anak sebenarnya terjadi karena ia berada di masa kanak-kanak. Ketika berada di masa ini,
adalah hal yang sangat normal dan wajar apabila anak seusianya mempunyai banyak sekali energi. Anak-anak
akan sering bergonta-ganti aktivitas dan sangat enerjik.
Meskipun demikian, apabila hiperaktif pada anak yang mengganggu kegiatannya di kelas karena menjadikannya
sulit berkonsentrasi, terlalu aktif, atau menggangu teman sebayanya hingga memukul, orang tua perlu merasa
curiga.
Ada beberapa penyebab anak tidak bisa diam hingga ia menjadi hiperaktif, tetapi yang paling umum adalah
karena adanya gangguan otak, gangguan sistem saraf, gangguan psikologis, hipertiroidisme, hingga ADHD.
ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) adalah gangguan yang menyebabkan orang dengan ADHD
menjadi terlalu aktif, kurang dapat memperhatikan, dan impulsif. Tidak hanya anak-anak, orang dewasa pun
bisa menderita gangguan ADHD ini.
Apabila memang penyebab anak hiperaktif karena gangguan mental atau fisiknya ini, akan lebih baik untuk
berkonsultasi dengan dokter. Selain itu, kita sebagai orang tua juga dapat berperan aktif dalam
menghadapi anak hiperaktif. Ini dia beberapa tips yang dapat kita lakukan sebagai orang tua.


Observasi perilaku anak
Ini adalah hal yang paling mendasar ketika mendapati hiperaktivitas pada anak. Catatlah semua perilaku anak
dalam sebuah catatan kecil. Nantinya catatan ini akan sangat membantu ketika berkonsultasi dengan dokter
atau ahli lainnya mengenai permasalahan ini dan menemukan akar permasalahannya.
Berbicara pada guru di kelasnya
Beberapa kasus hiperaktif pada anak yang parah dapat mengganggu kegiatan belajarnya di kelas. Berbicara
dengan gurunya akan membantu baik orang tua atau guru dalam membuat anak tetap mengerjakan pekerjaan
di sekolahnya.
Bicarakan juga kondisi anak dengan institusi sekolah agar mengevaluasi kegiatan belajarnya dan dibantu untuk
memenuhi kebutuhannya. Misalnya, dengan diberikan jeda saat ia sedang tes atau mengerjakan tes di dalam
ruangan yang terpisah dengan teman-temannya yang lain untuk menghindari gangguan.
Banyak bertanya pada spesialis
Siapkan catatan yang sudah dibuat tentang perilaku hiperaktivitas anak. Bicarakan permasalahan ini pada
orang-orang yang memang ahli di bidangnya, misalnya dokter, neurologis, hingga psikiater sekalipun. Jawaban
yang tepat dari orang-orang yang ahli akan membantu menemukan solusinya.
Cari informasi sebanyak-banyaknya
Memahami anak hiperaktif adalah kunci utama dalam menghadapinya. Dengan memahami hiperaktif pada
anak juga berarti orang tua perlu belajar banyak mengenai gangguan pada anak ini. Semakin banyak
mendapatkan informasi dan memahaminya, orang tua dapat menemukan mana cara yang paling tepat agar
anak dapat mengontrol diri mereka sendiri.
Salurkan energi mereka lewat aktivitas fisik
Aktivitas fisik memang terlihat melelahkan. Namun, justru aktivitas fisik dapat menjadi solusi untuk
menghabiskan energi anak. Coba ajak mereka untuk belajar bela diri atau yoga. Selain menyalurkan energi
mereka ke aktivitas yang positif, bela diri dan yoga yang membutuhkan kedisiplinan dapat mengajarkan anak
untuk memahami pergerakan dan kontrol atas tubuh mereka.
Selain memasukkan mereka ke kelas olahraga, bisa juga orang tua memberikan anak benda atau mainan
yang dapat mereka mainkan ketika sedang gelisah. Dengan memainkan benda-benda ini, aktivitas anak yang
berlebihan dapat tersalurkan.
Sediakan waktu untuk diri sendiri
Ketika pikiran terfokus dalam menghadapi anak hiperaktif, orang tua seringkali melupakan dirinya sendiri
dan terkadang stress. Apabila ini terjadi, sediakan waktu untuk diri sendiri. Orang tua juga harus
memperhatikan kesehatan dirinya agar dapat memperhatikan anak. Ingatlah bahwa anak hiperaktif bukan
terjadi karena kesalahan pola asuh.

Tetaplah tenang ketika keadaan sedang sulit. Menjadi marah pada anak tidak akan membuat hiperaktivitas
mereka berhenti. Hal ini malah akan membuat keadaan menjadi semakin buruk. Jadilah contoh yang baik
untuk anak dan berikan ia contoh apa yang ingin orang tua kehendaki dilakukan oleh anak.

Monday, November 26, 2018

Inilah Penyebab Sekaligus Tanda Anak Hiperaktif


Memahami tanda anak hiperaktif itu penting bagi bunda. Pemahaman atas prilaku anak
sejak awal akan memudahkan bunda dalam menentukan langkah yang bisa bunda ambil.
Keputusan ini akan membuat anak bisa tumbuh secara normal kedepannya.
Hiperaktif adalah sebuah masalah. Hiperaktif bisa mengakibatkan anak dijauhi oleh teman
sebayanya. Jika dibawa sampai dewasa, anak memiliki kecenderungan menyendiri, dijauhi
temannya, dan kesulitan untuk meraih impiannya.
Kesulitan untuk sukses ini dilatarbelakangi oleh prilakunya sendiri seperti agresif dan sulit
ditenangkan. Akibatnya, anak akan sulit menerima pelajaran saat di bangku sekolahan, serta
tidak mudah mendapatkan pekerjaan yang layak ketika dewasa.
Bagi bunda yang saat ini memiliki anak hiperaktif, bunda tidak perlu berkecil hati. Anak
seperti itu bisa ditangani. Hanya saja, bunda perlu menanganinya dengan penuh kesabaran
serta cepat.
Penanganan lebih cepat dimaksudkan untuk membuat masalah hiperaktif tidak meluas.
Dan bunda harusnya melihat masalah tersebut sejak awal. Jika tidak, penanganannya akan
sulit sehingga bunda butuh ekstra tenaga dan waktu untuk mengatasinya.
Di sini, kami ajak bunda untuk mengenali apa saja ciri-ciri anak hiperaktif. Selain itu,
bunda juga diajak untuk mengenali apa penyebabnya sehingga bunda tahu secara pasti
tentang penanganan yang tepat untuk anak tersebut. Oleh karenanya, ulasan ini cukup
bermanfaat bagi bunda.
Tandanya Anak Hiperaktif
Hiperaktif dianggap sebagai masalah lantaran anak tidak bisa mengontrol emosinya
dan konsentrasi. Ketidakmampuan anak dalam melakukan hal tersebut memungkinkan
prilakunya tidak terkontrol. Akibatnya, anak akan melakukan apapun yang kadang bisa
merugikan dirinya sendiri ataupun orang lain.
Kondisi ini jelas tidak baik bagi kehidupannya. Karena selain bisa menyulitkan dalam
pembelajaran saat sekolah, anak juga akan kesulitan dalam meraih cita-citanya di dunia
pekerjaan. Maksudnya, anak memiliki minim prestasi di dunia kerja.
Tidak mau melihat anak kesulitan dalam menjalani kehidupannya, sudah semestinya
bunda melakukan penanganan secepatnya. Tapi sebelum mengambil keputusan tersebut,
pastikan jika anak memang mengalami masalah tersebut.
Untuk memastikannya, bunda perlu tahu ciri-cirinya. Nah, salah satu ciri khas anak yang
hiperaktif adalah tidak fokus pada satu hal. Ini bisa dilihat dari prilakunya di tiap harinya.
Bisa dicontohkan saat bermain. Anak hiperaktif tidak akan bertahan lama dengan mainannya.
Misalnya bila anak sedang bermain bola lalu melihat teman sebayanya memainkan mainan
lainnya, anak hiperaktif akan langsung pindah bermain seperti teman kebanyakan.
Intinya, anak tidak mampu menyelesaikan mainannya sendiri. Anak akan cenderung
beralih ke permainan lain secara spontan. Parahnya, anak hiperaktif bisa saja merebut
paksa mainan kawannya.
Selain itu, tanda anak hiperaktif lainnya adalah tidak bisa diam lebih dari 5 menitan.
Anak tersebut sangat aktif, tidak mudah lelah dan sulit untuk diajak bicara.
Keinginannya adalah melakukan hal-hal yang kadang di luar batas.
Malahan, anak tidak peduli jika ia sakit. Anak hanya akan menyesali prilakunya bila
telah selesai mengerjakan sesuatu yang keliru.
Selain tidak fokus dan sangat aktif, anak tersebut juga sangat agresif. Terkadang anak
bisa bicara sangat kasar, serta prilakunya cukup menakutkan bagi teman sebayanya.
Karena anak tersebut dengan leluasa untuk memukul, menendang dan lain sebagainya.
Prilaku seperti inilah yang membuat anak dijauhi oleh teman sebayanya. Jika ini terus
dilakukan, sudah pasti anak hiperaktif akan kehilangan banyak kesempatan untuk sukses
kedepannya. Karena anak tersebut tidak memiliki teman, apalagi mampu bekerjasama
dengan orang lain.
Penyebab Anak Hiperaktif
Anak yang hiperaktif sudah bisa dikenali sejak usianya 4 tahunnan. Usia tersebut sudah
cukup menunjukkan bahwa anak tersebut sedang bermasalah. Misalnya sulitnya menjaga
fokus serta sangat agresif.
Masalah hiperaktif ini tentu ada pemicunya. Pemicunya cukup banyak. Salah satunya adalah
adanya gangguan otak dan syaraf. Gangguan ini bisa muncul akibat kebutuhan nutrisi anak
tidak tercukupi sejak kecil. Tentu saja, gangguan ini bisa disebabkan oleh faktor lainnya.
Selain gangguan otak, penyebab hiperaktif adalah hipertiroidisme. Ini adalah kelainan hormon
yang ada di dalam tubuh anak. Kelainan ini memungkinkan anak bergerak sangat aktif, namun
tidak terkendali.
Penyebab lainnya adalah gangguan psikologis. Gangguan ini membuat anak terlihat depresi.
Akibatnya, anak melampiaskan segala sesuatunya dengan tindakan yang kadang merugikan.
Setelah bunda melihat tanda- tanda anak hiperaktif, langkah pertama yang bunda lakukan
adalah memberikan kenyamanan bagi anak. Jika tidak bisa ditenangkan, bunda bisa
memeriksakannya ke dokter.
Dari pemeriksaan dokter, dokter akan mengetahui secara pasti mengenai penyebab anak
melakukan tindakan tersebut. Dari penyebab inilah, dokter bisa melakukan penanganan
yang tepat.
Khusus untuk hiperaktif yang disebabkan oleh gangguan syaraf, otak, gangguan tirodi,
tentu penanganan yang tepat adalah dengan pengobatan. Pengobatan ini jelas membutuhkan
dokter. Dokterlah yang akan bertugas dalam memperbaiki masalah tersebut dengan metode
pengobatan yang sesuai.
Sementara bila hiperaktif disebabkan oleh gangguan psikologis, bunda butuh bantuan spesialis
kesehatan mental. Selain itu, pengobatan atau terapi kognitif juga diperlukan untuk melepaskan
masalah hiperaktif.
Selain memberikan pengobatan, dukungan dari bunda dan keluarga di sekitar anak juga sangat
diperlukan. Gunanya adalah untuk menciptakan suasana yang lebih nyaman. Nyamannya situasi
di sekitar memungkinkan anak untuk tidak berprilaku di luar batas.
Intinya, selalu dampingi anak supaya tidak melakukan tindakan yang merugikannya.
Kemudian, motivasi anak untuk melakukan hal yang baik. Dengan cara demikian, lambat laun
hiperaktif yang dialami anak akan hilang dengan sendirinya.
Demikianlah ulasan mengenai anak hiperaktif. Sebagai orang tua, bunda harus terus
mendampingi dan mengajari anak. Jika muncul tanda anak hiperaktif, langsung saja berikan penanganan agar masalah tersebut bisa segera terselesaikan.

Tuesday, October 30, 2018

Inilah Yang Sebaiknya Dilakukan Pada Anak Yang Hiperaktif!


Penanganan anak hiperaktif harus dilakukan, mengingat anak tersebut cenderung tidak mampu mengontrol dirinya sendiri. Kurangnya penanganan akan membuat anak bisa melakukan hal-hal yang berbahaya. Malahan, bisa membuat sang anak dijauhi oleh teman sebayanya.
Jauhnya dari teman sebaya jelas berdampak buruk bagi kehidupan sosialnya. Pengaruh negatifnya adalah lebih senang menyendiri, tidak berkembang kemampuannya dan sulit untuk sukses di masa mendatang.
Tidak mau melihat anak kesulitan di kehidupannya, sudah semestinya bunda perlu bertindak lebih cepat. Penanganan wajib dilakukan sejak gejala hiperaktif muncul. Yang paling penting, bunda harus bersabar dalam menghadapinya.
Sekilas Mengenai Anak Hiperaktif
Anak hiperaktif biasanya mendapat cap dari orang di sekelilingnya sebagai anak nakal. Ini merujuk pada prilaku anak yang jauh dari kata wajar. Pasalnya, anak tidak bisa diam, banyak bicara, dan bertindak terlalu berlebihan.
Hiperaktif sendiri merupakan sebuah permasalahan pada perkembangan anak. Khususnya permasalahan pada daya kontrolnya. Anak tidak mampu memfokuskan diri pada suatu hal hal ini tentu berbeda dengan anak banyak gerak karena aktif.
Ketidakmampuan dalam menjaga fokus mengakibatkan anak sering melakukan hal yang tidak terkontrol. Lebih parahnya, hal-hal berbahaya kadang dilakukannya sehingga cukup mengkhawatirkan.
Meskipun begitu, anak yang hiperaktif ini cukup potensial di dunianya. Anak seperti ini diklaim memiliki kecerdasan tinggi, dan didukung dengan kemauan untuk melakukan banyak hal tanpa merasa lelah. Ada emosi yang meletup-letup untuk melakukan suatu tindakan.
Ketika bunda mampu menanganinya, bukan tak mungkin jika anak akan lebih sukses ke depannya. Kuncinya adalah mendidiknya dengan benar, dan terus mendampinginya agar emosinya bisa dikontrol.
Penyebab Anak Menjadi Hiperaktif
Ciri anak hiperaktif ditandai dengan tidak mau diamnya anak dalam waktu yang lama. Rata-rata anak akan beraktifitas secara berlebihan, mengambil tindakan tanpa memikirkan akibat yang akan didapatkannya.
Tentunya, ini disebabkan oleh kurangnya anak dalam mengontrol diri. Kurangnya kontrol akan dirinya bisa merugikan diri sendiri. Misalnya anak akan terluka dalam beraktifitas.
Penyebab utama anak menjadi hiperaktif ini salah satunya berasal dari gangguan ADHD (Attention Deficit and Hiperactivity Disorder). Maksudnya adalah adanya gangguan perkembangan pada peningkatan sistem motorik.
Gangguan inilah yang menjadi pemicu aktifitas berlebihan pada anak. Aktifitasnya terkadang lebih agresif. Tidak heran jika bunda akan kewalahan dalam menghadapinya.
Kondisi ini ditandai dengan berbagai hal. Diantaranya adalah mudah gelisah, sulit fokus, banyak bicara, tidak bisa diam dalam waktu yang lama, sampai emosinya terus meletup-letup.
Jika bunda melihat tanda-tanda tersebut pada diri anak, sebaiknya bunda segera memberikan penanganan. Penanganan ini harusnya disesuaikan dengan pemicu utamanya. Misalnya apakah keaktifan anak ini berasal dari ADHD atau dari masalah lainnya.
Cara Menangani Anak Yang Hiperaktif
Menyadari tindakan anak terlalu aktif, tentunya bunda harus memberikan pengawasan lebih besar. Pengawasan ini diharapkan bisa mencegah anak untuk melakukan hal-hal yang merugikannya sendiri.
Selain memberikan pengawasan secara intens, bunda juga perlu mengambil langkah nyata. Yakni memberikan penanganan anak hiperaktif yang tepat. Bagaimana caranya?
  • Menangani hiperaktif yang disebabkan ADHD
Pemeriksaan wajib dilakukan bunda. Pemeriksaan ini untuk memastikan apa penyebab sebenarnya. Jika hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa anak terdiagnosis ADHD, maka cara yang tepat adalah mengikuti saran dokter.
Normalnya, dokter akan memberikan resep obat khusus untuk menangani gangguan pada perkembangan motorik anak tersebut. Mengenai obatnya, tentu dokter adalah yang bertanggungjawab dan tahu betul mengenai apa yang diberikannya.
Selain resep obat, dokter biasanya akan memberikan terapi khusus untuk anak. Terapi ini dilakukan untuk membantu anak dalam menjaga prilakunya. Dan bunda dianjurkan untuk membawa anak sesuai jadwal terapi.
  • Menangani hiperaktif yang tidak disebabkan oleh ADHD
Ketika pemeriksaan menunjukkan bahwa anak tidak terdiagnosis ADHD, maka bunda bisa melakukan penanganan sendiri di rumah. Penanganan ini membutuhkan kesabaran ekstra, tapi akan berhasil bila dipraktekkan di tiap harinya.
Yang pertama adalah menjauhkan anak dari banyak gangguan. Hal kecil di sekitar anak hiperaktif bisa saja menjadikan anak teralihkan. Fokus anak ketika melakukan sesuatu yang Anda minta akan pudar, dan anak memilih untuk melakukan tindakan yang berkaitan dengan apa yang dilihatnya di sekitar.
Ketika bunda sedang mengajari anak akan sesuatu, buatlah suasana yang sangat nyaman bagi dirinya. Seminimal mungkin, jauhkan hal-hal yang bisa mengalihkan perhatiannya. Dengan begitu, anak akan terlatih konsentrasinya pada satu hal.
Yang kedua adalah bantulah anak untuk mengatur aktifitas hariannya. Perlu disadari bahwa anak hiperaktif sangat mudah mengalami kecemasan. Kecemasannya ini tak lain dari kurang memahaminya anak dalam melakukan hal-hal di setiap waktunya.
Bunda disarankan untuk mengatur kegiatan hariannya. Yakni menunjukkan hal apa saja yang sebaiknya dilakukan di tiap harinya. Misalnya waktu sikat gigi, makan, bermain dan belajar.
Anak hiperaktif butuh aturan yang jelas. Dengan tahu aturannya, anak akan memahami apa yang sebaiknya dilakukan. Akhirnya, konsentrasinya terbentuk, dan kecemasan yang dialaminya tidak muncul.
Yang ketiga adalah dampingi anak lebih intens. Mendampinginya setiap saat wajib dilakukan. Karena anak akan merasa lebih nyaman sehingga tidak melakukan tindakan yang diluar batas.
Pendampingan ini bisa dilakukan ketika makan, bermain dan belajar. Kesemuanya wajib diawasi oleh bunda. Ketika anak melakukan hal yang positif, pujian bisa diberikan.
Sebaliknya bila melakukan tindakan yang kurang baik, bunda bisa menjelaskan bahwa kegiatannya kurang baik. Tapi pastikan untuk tidak membentak ataupun memarahinya. Karena memarahinya hanya akan membuat perasaan anak kacau, menyebabkannya lebih agresif.

Itulah bagaimana cara bunda memperlakukan anak yang hiperaktif. Bersabarlah dan terus motivasi anak untuk melakukan hal yang positif. Dengan begitu, bunda akan berhasil dalam hal penanganan anak hiperaktif ini.