Tuesday, October 30, 2018

Inilah Yang Sebaiknya Dilakukan Pada Anak Yang Hiperaktif!


Penanganan anak hiperaktif harus dilakukan, mengingat anak tersebut cenderung tidak mampu mengontrol dirinya sendiri. Kurangnya penanganan akan membuat anak bisa melakukan hal-hal yang berbahaya. Malahan, bisa membuat sang anak dijauhi oleh teman sebayanya.
Jauhnya dari teman sebaya jelas berdampak buruk bagi kehidupan sosialnya. Pengaruh negatifnya adalah lebih senang menyendiri, tidak berkembang kemampuannya dan sulit untuk sukses di masa mendatang.
Tidak mau melihat anak kesulitan di kehidupannya, sudah semestinya bunda perlu bertindak lebih cepat. Penanganan wajib dilakukan sejak gejala hiperaktif muncul. Yang paling penting, bunda harus bersabar dalam menghadapinya.
Sekilas Mengenai Anak Hiperaktif
Anak hiperaktif biasanya mendapat cap dari orang di sekelilingnya sebagai anak nakal. Ini merujuk pada prilaku anak yang jauh dari kata wajar. Pasalnya, anak tidak bisa diam, banyak bicara, dan bertindak terlalu berlebihan.
Hiperaktif sendiri merupakan sebuah permasalahan pada perkembangan anak. Khususnya permasalahan pada daya kontrolnya. Anak tidak mampu memfokuskan diri pada suatu hal hal ini tentu berbeda dengan anak banyak gerak karena aktif.
Ketidakmampuan dalam menjaga fokus mengakibatkan anak sering melakukan hal yang tidak terkontrol. Lebih parahnya, hal-hal berbahaya kadang dilakukannya sehingga cukup mengkhawatirkan.
Meskipun begitu, anak yang hiperaktif ini cukup potensial di dunianya. Anak seperti ini diklaim memiliki kecerdasan tinggi, dan didukung dengan kemauan untuk melakukan banyak hal tanpa merasa lelah. Ada emosi yang meletup-letup untuk melakukan suatu tindakan.
Ketika bunda mampu menanganinya, bukan tak mungkin jika anak akan lebih sukses ke depannya. Kuncinya adalah mendidiknya dengan benar, dan terus mendampinginya agar emosinya bisa dikontrol.
Penyebab Anak Menjadi Hiperaktif
Ciri anak hiperaktif ditandai dengan tidak mau diamnya anak dalam waktu yang lama. Rata-rata anak akan beraktifitas secara berlebihan, mengambil tindakan tanpa memikirkan akibat yang akan didapatkannya.
Tentunya, ini disebabkan oleh kurangnya anak dalam mengontrol diri. Kurangnya kontrol akan dirinya bisa merugikan diri sendiri. Misalnya anak akan terluka dalam beraktifitas.
Penyebab utama anak menjadi hiperaktif ini salah satunya berasal dari gangguan ADHD (Attention Deficit and Hiperactivity Disorder). Maksudnya adalah adanya gangguan perkembangan pada peningkatan sistem motorik.
Gangguan inilah yang menjadi pemicu aktifitas berlebihan pada anak. Aktifitasnya terkadang lebih agresif. Tidak heran jika bunda akan kewalahan dalam menghadapinya.
Kondisi ini ditandai dengan berbagai hal. Diantaranya adalah mudah gelisah, sulit fokus, banyak bicara, tidak bisa diam dalam waktu yang lama, sampai emosinya terus meletup-letup.
Jika bunda melihat tanda-tanda tersebut pada diri anak, sebaiknya bunda segera memberikan penanganan. Penanganan ini harusnya disesuaikan dengan pemicu utamanya. Misalnya apakah keaktifan anak ini berasal dari ADHD atau dari masalah lainnya.
Cara Menangani Anak Yang Hiperaktif
Menyadari tindakan anak terlalu aktif, tentunya bunda harus memberikan pengawasan lebih besar. Pengawasan ini diharapkan bisa mencegah anak untuk melakukan hal-hal yang merugikannya sendiri.
Selain memberikan pengawasan secara intens, bunda juga perlu mengambil langkah nyata. Yakni memberikan penanganan anak hiperaktif yang tepat. Bagaimana caranya?
  • Menangani hiperaktif yang disebabkan ADHD
Pemeriksaan wajib dilakukan bunda. Pemeriksaan ini untuk memastikan apa penyebab sebenarnya. Jika hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa anak terdiagnosis ADHD, maka cara yang tepat adalah mengikuti saran dokter.
Normalnya, dokter akan memberikan resep obat khusus untuk menangani gangguan pada perkembangan motorik anak tersebut. Mengenai obatnya, tentu dokter adalah yang bertanggungjawab dan tahu betul mengenai apa yang diberikannya.
Selain resep obat, dokter biasanya akan memberikan terapi khusus untuk anak. Terapi ini dilakukan untuk membantu anak dalam menjaga prilakunya. Dan bunda dianjurkan untuk membawa anak sesuai jadwal terapi.
  • Menangani hiperaktif yang tidak disebabkan oleh ADHD
Ketika pemeriksaan menunjukkan bahwa anak tidak terdiagnosis ADHD, maka bunda bisa melakukan penanganan sendiri di rumah. Penanganan ini membutuhkan kesabaran ekstra, tapi akan berhasil bila dipraktekkan di tiap harinya.
Yang pertama adalah menjauhkan anak dari banyak gangguan. Hal kecil di sekitar anak hiperaktif bisa saja menjadikan anak teralihkan. Fokus anak ketika melakukan sesuatu yang Anda minta akan pudar, dan anak memilih untuk melakukan tindakan yang berkaitan dengan apa yang dilihatnya di sekitar.
Ketika bunda sedang mengajari anak akan sesuatu, buatlah suasana yang sangat nyaman bagi dirinya. Seminimal mungkin, jauhkan hal-hal yang bisa mengalihkan perhatiannya. Dengan begitu, anak akan terlatih konsentrasinya pada satu hal.
Yang kedua adalah bantulah anak untuk mengatur aktifitas hariannya. Perlu disadari bahwa anak hiperaktif sangat mudah mengalami kecemasan. Kecemasannya ini tak lain dari kurang memahaminya anak dalam melakukan hal-hal di setiap waktunya.
Bunda disarankan untuk mengatur kegiatan hariannya. Yakni menunjukkan hal apa saja yang sebaiknya dilakukan di tiap harinya. Misalnya waktu sikat gigi, makan, bermain dan belajar.
Anak hiperaktif butuh aturan yang jelas. Dengan tahu aturannya, anak akan memahami apa yang sebaiknya dilakukan. Akhirnya, konsentrasinya terbentuk, dan kecemasan yang dialaminya tidak muncul.
Yang ketiga adalah dampingi anak lebih intens. Mendampinginya setiap saat wajib dilakukan. Karena anak akan merasa lebih nyaman sehingga tidak melakukan tindakan yang diluar batas.
Pendampingan ini bisa dilakukan ketika makan, bermain dan belajar. Kesemuanya wajib diawasi oleh bunda. Ketika anak melakukan hal yang positif, pujian bisa diberikan.
Sebaliknya bila melakukan tindakan yang kurang baik, bunda bisa menjelaskan bahwa kegiatannya kurang baik. Tapi pastikan untuk tidak membentak ataupun memarahinya. Karena memarahinya hanya akan membuat perasaan anak kacau, menyebabkannya lebih agresif.

Itulah bagaimana cara bunda memperlakukan anak yang hiperaktif. Bersabarlah dan terus motivasi anak untuk melakukan hal yang positif. Dengan begitu, bunda akan berhasil dalam hal penanganan anak hiperaktif ini. 

Thursday, October 25, 2018

Punya Anak Yang Super Aktif Hiperaktif. Apakah Ini Jadi Masalah?


Anak super aktif yang bukan hiperaktif sejatinya lebih unggul dibandingkan anak lainnya. Keaktifannya menunjukkan bahwa anak tersebut punya potensi besar di dalam dirinya. Oleh karenanya, bunda tidak perlu khawatir ketika si kecil begitu aktif di dalam aktifitasnya.
Melihat anak sangat aktif kadang membuat bunda bahagia. Namun begitu, kadang bunda juga akan merasa sebal karena tingkahnya yang terlihat berlebihan. Contohnya adalah anak tidak bisa diam, sering bergerak sekehendak hati.
Tindakan ini juga kadang tidak disukai oleh orang lain. Anak dicap sebagai anak nakal lantaran sulit untuk ditenangkan. Malahan, anak cenderung tidak mendengarkan apa yang diperintahkan.
Meskipun begitu, anak tersebut punya nilai plus dibandingkan anak sebayanya. Ketika ditangani dan diarahkan ke sesuatu yang lebih baik, anak akan menjadi sangat pintar di dunianya. Ketika dewasa, anak punya peluang sukses lebih besar dibandingkan teman-temannya.
Sekilas Mengenal Anak Super Aktif
Anak yang super aktif punya kecenderungan suka bergerak. Anak akan memanfaatkan tenaganya untuk melakukan hal-hal yang menarik perhatiannya. Dan anak ini tidak suka banyak bicara.
Kecenderungan ini kadang membuat orang di sekelilingnya menjulukinya sebagai troublemaker. Karena anak tidak bisa diam. Anak dianggap sebagai tukang onar yang bisa mempengaruhi anak-anak lainnya.
Namun harus digarisbawahi bahwa anak tersebut memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi. Anak suka mengeksplor lebih jauh tentang apa yang dipahaminya. Buahnya, anak akan mempraktekkan apa yang dipelajarinya/apa yang menarik perhatiannya.
Anak yang super aktif ini bukanlah anak yang mengalami masalah kesehatan. Anak seperti ini hanya kelebihan energi. Kelebihan energi inilah yang ditumpahkannya dengan melakukan berbagai kegiatan.
Ciri anak super aktif adalah anak suka dengan berbagai kegiatan. Anak punya kecenderungan untuk bergerak sesuai kehendaknya. Meskipun begitu, anak tersebut punya konsentrasi tinggi sehingga mampu memecahkan masalah yang sedang dihadapinya.
Ini tentu berkebalikan dengan anak yang hiperaktif. Anak yang super aktif di lingkungannya tidak bisa dikatakan sebagai hiperaktif. Tentunya jika melihat ciri-ciri yang diperlihatkannya di atas.
Tetapi bila anak tidak memiliki konsentrasi tinggi dan cenderung aktif, ini berarti anak bunda ada di dalam tahap hiperaktif. Anak yang hiperaktif memang sangat aktif bergerak, namun anak tidak memiliki konsentrasi tinggi. Kecenderungannya adalah melakukan gerakan berulang-ulang tanpa menunjukkan maksud yang ditujunya.
Contoh prilaku anak yang hiperaktif adalah membuka dan menutup pintu berulang-ulang tanpa maksud yang jelas. Selain itu, anak memiliki kecenderungan berpindah ke permainan satu ke permainan lainnya sebelum mampu menyelesaikannya.
Berbeda jika anak hanya super aktif. Anak seperti ini bisa menyelesaikan kegiatan bermaiannya. Baru setelah menyelesaikan permainannya, anak akan mencoba sesuatu yang lain yang dianggap lebih menarik.
Cara Mengatasi Anak Super Aktif
Anak yang super aktif bisa mempelajari sesuatu dengan sangat cepat. Bunda pastinya akan bangga melihat apa yang ditunjukkan buah hatinya. Bahkan, kepandaiannya ini melebihi anak-anak seumurannya.
Supaya anak bisa memanfaatkan kelebihan tenaganya ke kegiatan positif, ada beberapa hal yang bisa bunda lakukan. Ini ditujukan untuk menangani anak yang tidak suka diam di lingkungannya.
  • Buatlah aturan bersama
Sebaiknya bunda harus membuat kesepakatan dengan anaknya. Kesepakatan ini berupa aturan-aturan yang wajib dilakukan oleh anak dan keluarga. Aturan seperti inilah yang bisa menenangkannya.
  • Libatkan anak dalam berbagai kegiatan harian
Keaktifan anak ini disebabkan oleh besarnya tenaga yang dimilikinya. Besarnya tenaga jelas membuat anak bisa melakukan berbagai hal. Hanya saja, kadang anak sesuka hati dalam melakukan aktifitasnya.
Akan lebih baik jika bunda memanfaatkan tenaga besarnya untuk membantu bunda. Melibatkan anak dalam pekerjaan rumah akan sangat membantu. Karena tenaga yang dimilikinya akan disalurkan untuk hal-hal yang positif di rumah.
Contohnya adalah melibatkan anak dalam merapikan mainannya. Atau, mengajak anak untuk bersih-bersih rumah. Yang terpenting, kegiatan tersebut menyenangkan dan menarik perhatiannya.
  • Arahkan ke kegiatan yang lebih kreatif
Anak super aktif memiliki tingkat kecerdasan tinggi. Konsentrasinya juga sangat bagus. Tak mengherankan jika anak tersebut mampu berimajinasi tinggi, dan lebih kreatif.
Anak yang seperti ini bisa tenang ketika melakukan suatu kegiatan. Bahkan, anak bisa diam sampai berjam-jam lantaran fokus pada apa yang dilakukannya. Ini berkebalikan dengan anak hiperaktif yang tidak fokus.
Bunda bisa memfasilitasi anak dengan memberinya kesempatan untuk meningkatkan kreatifitasnya. Misalnya memasukkannya ke dalam kegiatan yang disukainya.
Hal yang disukainya bisa berupa melukis, olahraga tertentu, sampai bermusik. Semua kegiatan ini bisa dicoba. Cukup arahkan tenaga ekstranya untuk melakukan kegiatan yang lebih bermanfaat untuk masa depannya.
Hal Yang Tidak Boleh Dilakukan Bunda Pada Anak Super Aktif
Tindakan anak yang super aktif memang kadang membuat khawatir. Ada saja yang dilakukannya. Bisa saja tindakanya ke arah yang berbahaya.
Di sini, bunda disarankan untuk tidak memarahinya. Memarahinya hanya akan membuat hati anak terluka. Tenaga yang dimilikinya bisa saja disalurkan pada hal-hal yang tidak baik.
Akan lebih baik jika bunda menjelaskan bahwa kegiatan yang dilakukannya kurang baik. Lantas bunda memberikan opsi kegiatan yang baik untuk dilakukan. Di sinilah anak akan patuh, tenaga ekstranya akan dimanfaatkan untuk hal yang positif.
Selain memarahi, bunda juga sebaiknya tidak banyak memberikan perintah secara verbal atau larangan. Kecenderungan anak tersebut adalah tidak mendengarkan perintah. Anak akan terfokus pada hal yang ditujunya.
Sebaliknya berikan perintah atau larangan dengan bahasa tubuh. Misalnya dengan mencontohkan pada apa yang diperintahkan/dilarang. Dari sini, anak akan menaruh perhatian, dan belajar banyak dari apa yang dicontohkan.

Itulah bagaimana cara bunda memperlakukan anak yang super aktif. Arahkan ke kegiatan yang lebih positif, dan biarkan anak super aktif menyalurkan tenaga dan fikirannya pada hal tersebut.