Wednesday, December 12, 2018

5 Trik Jitu Atasi Anak Hiperaktif


Kata hiperaktif sangat erat sekali kaitannya dengan kata 'tidak bisa diam' dan 'tidak kenal lelah'.
Dalam usia dewasa, orang hiperaktif cenderung menghabiskan waktunya untuk melakukan
berbagai macam kegiatan yang menyenangkan hati dan pikiran. Namun jika terjadi pada
anak-anak, maka identik dengan anak yang selalu bergerak aktif dan tidak mau diam.
Sebagai orangtua uang memiliki anak hperaktif, Bunda harus mengetahui
cara mengatasi anak hiperaktif yang sesuai dengan tingkah laku balita agar tidak terjadi
kesalahan dalam mendidik anak.
Membesarkan anak hiperaktif memang membutuhkan tenaga ekstra dan kesabaran yang lebih.
Pasalnya, jika Bunda lengah sedikit saja maka bisa saja Si Kecil tengah bermain dengan benda
berbahaya yang mungkin ada di sekitarnya. Itulah sebab Bunda wajib mengetahui
cara mengatasi anak hiperaktif yang bisa dilakukan di rumah guna membantu menenangkan
sikap dan perilaku si Kecil sebelum ia benar-benar tidak bisa dikendalikan.
Mengenal apa itu hiperaktif?
Hiperaktif pada anak adalah kondisi yang menunjukkan ketidakmampuan balita dalam
mengontrol perilakunya sehingga aktivitas yang ia lakukan melebihi aktivitas rata-rata anak
pada umumnya. Anak hiperaktif sangat susah untuk memusatkan perhatian, susah konsentrasi
dalam waktu lama, ia juga dikenal anak yang memiliki aktivitas fisik berlebihan, serta memiliki
reaksi yang cukup cepat tanpa berpikir panjang.
Jika perilaku ini tidak terkontrol dengan baik, sudah tentu akan sangat merugikan baik bagi diri
sendiri maupun bagi orang lain. Karena bisa dipastikan anak hiperaktif tidak dapat
memperkirakan dampak apa saja yang bisa ia timbulkan akibat perilakunya. Salah satu
penyebab anak memiliki perilaku yang hiperaktif adalah adanya gangguan Attention Deficit
and Hiperactivity Disorder (ADHD).
Gangguan ADHD merupakan salah satu gangguan perkembangan yang melibatkan peningkatan
aktivitas motorik pada anak sehingga anak menjadi lebih agresif dan beraktivitas secara
berlebihan. Kondisi seperti ini ditandai dengan perasaan anak yang cenderung mudah marah,
tidak bisa duduk diam, banyak bicara, tidak bisa fokus, dan selalu gelisah.
Untuk itu, jika Bunda memiliki anak yang hiperaktif atau bahkan over hyperactive,
sebaiknya segera melakukan konsultasi ke dokter atau klinik tumbuh kembang.
Hal ini berguna untuk memastikan jika hiperaktif yang dialami balita bukan karena adanya
faktor ADHD.
Jika balita terdiagnosis terkena gangguan ADHD maka dokter akan memberikan terapi serta
obat-obatan untuk membantu mengontrol setiap aktivitas si Kecil yang berlebihan.
Biasanya juga disarankan agar anak melakukan diet tehadap jenis makanan tertentu
yang dapat memicu energi berlebih. Sementara jika balita Bunda tidak terdiagnosis ADHD,
maka cara sederhana berikut ini mampu Bunda terapkan untuk atasi anak hiperaktif
agar terkontrol setiap aktivitas balita.
Bagaimana cara mengatasi anak hiperaktif?
Bunda tidak perlu bingung atau cemas menghadapi si Kecil yang hiperaktif. Lakukan
beberapa trik berikut ini yang bisa membantu anak hiperaktif menjadi lebih tenang dan  
fokus dengan lingkungannya.
  • Jauhkan dari hal-hal kecil yang mungkin mengganggu konsentrasi anak. Untuk itu penting bagi Bunda menciptakan suasana yang nyaman terutama saat ia sedang belajar. Ajak anak berkonsentrasi untuk menyelesaikan satu hal terlebih dahulu saat bermain dan belajar sebelum ia beralih pada hal lainnya.
  • Anak hyperaktif lebih membutuhkan perintah yang lebih terstruktur dan jelas. Pasalnya, anak dengan perilaku seperti ini cenderung akan merasa cemas dan tidak tahu apa yang akan ia lakukan selanjutnya. Untuk itu, buatlah rutinitas yang terjadwal agar anak lebih terkontrol.
  • Belajar konsisten. Setelah Bunda membuatkan jadwal aktivitas harian bagi Si Kecil yang hiperaktif, ada baiknya Bunda ikut serta mendukung setiap jadwal dan selalu konsisten untuk melakukan kegiatan tersebut secara rutin agar anak lebih bisa mengerti dan lebih disiplin.
  • Bersabar  merupakan salah satu kunci sukses mengatasi anak hiperaktif. Usahakan untuk tidak menunjukan perasaan kesal Bunda pada anak agar suasana hatinya tidak memburuk. Untuk itu, Bunda disarankan untuk terus bersabar dan tenang.
  • Perhatikan makanan yang dikonsumsi oleh balita. Beberapa orang memiliki anggapan jika mengonsumsi gula dalam batas berlebih bisa menyebabkan anak menjadi hiperaktif. Namun sayang itu hanya sekedar anggapan belaka, karena belum ada penelitian secara ilmiah bahwa gula memang bisa menyebabkan seseorang menjadi hiperaktif.

Penting bagi Bunda mengetahui cara atasi anak hiperaktif agar semua aktivitas anak bisa terkontrol dengan baik. Penuhi setiap asupan gizi yang seimbang dari buah dan sayuran. Hindari olahan makanan instan pada anak hiperaktif, karena berpengaruh pada hormon anak.

Tuesday, December 4, 2018

Anak Hiperaktif? Ini Cara untuk Menghadapinya!


Di masa pertumbuhannya, anak-anak pasti senang sekali bergerak. Bergerak bagi anak, entah itu lewat bermain
atau berlari-lari, adalah sebuah hal yang sangat positif karena itu berarti keterampilan motoriknya sedang
berkembang. Namun terkadang orang tua juga jadi ikut kewalahan menghadapi anak hiperaktif karena harus
mengawasi anak ke manapun. Sebelum membahas bagaimana cara menghadapinya, orang tua terlebih dulu
harus memahami hiperaktif pada anak.
Hiperaktif pada anak sebenarnya terjadi karena ia berada di masa kanak-kanak. Ketika berada di masa ini,
adalah hal yang sangat normal dan wajar apabila anak seusianya mempunyai banyak sekali energi. Anak-anak
akan sering bergonta-ganti aktivitas dan sangat enerjik.
Meskipun demikian, apabila hiperaktif pada anak yang mengganggu kegiatannya di kelas karena menjadikannya
sulit berkonsentrasi, terlalu aktif, atau menggangu teman sebayanya hingga memukul, orang tua perlu merasa
curiga.
Ada beberapa penyebab anak tidak bisa diam hingga ia menjadi hiperaktif, tetapi yang paling umum adalah
karena adanya gangguan otak, gangguan sistem saraf, gangguan psikologis, hipertiroidisme, hingga ADHD.
ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) adalah gangguan yang menyebabkan orang dengan ADHD
menjadi terlalu aktif, kurang dapat memperhatikan, dan impulsif. Tidak hanya anak-anak, orang dewasa pun
bisa menderita gangguan ADHD ini.
Apabila memang penyebab anak hiperaktif karena gangguan mental atau fisiknya ini, akan lebih baik untuk
berkonsultasi dengan dokter. Selain itu, kita sebagai orang tua juga dapat berperan aktif dalam
menghadapi anak hiperaktif. Ini dia beberapa tips yang dapat kita lakukan sebagai orang tua.


Observasi perilaku anak
Ini adalah hal yang paling mendasar ketika mendapati hiperaktivitas pada anak. Catatlah semua perilaku anak
dalam sebuah catatan kecil. Nantinya catatan ini akan sangat membantu ketika berkonsultasi dengan dokter
atau ahli lainnya mengenai permasalahan ini dan menemukan akar permasalahannya.
Berbicara pada guru di kelasnya
Beberapa kasus hiperaktif pada anak yang parah dapat mengganggu kegiatan belajarnya di kelas. Berbicara
dengan gurunya akan membantu baik orang tua atau guru dalam membuat anak tetap mengerjakan pekerjaan
di sekolahnya.
Bicarakan juga kondisi anak dengan institusi sekolah agar mengevaluasi kegiatan belajarnya dan dibantu untuk
memenuhi kebutuhannya. Misalnya, dengan diberikan jeda saat ia sedang tes atau mengerjakan tes di dalam
ruangan yang terpisah dengan teman-temannya yang lain untuk menghindari gangguan.
Banyak bertanya pada spesialis
Siapkan catatan yang sudah dibuat tentang perilaku hiperaktivitas anak. Bicarakan permasalahan ini pada
orang-orang yang memang ahli di bidangnya, misalnya dokter, neurologis, hingga psikiater sekalipun. Jawaban
yang tepat dari orang-orang yang ahli akan membantu menemukan solusinya.
Cari informasi sebanyak-banyaknya
Memahami anak hiperaktif adalah kunci utama dalam menghadapinya. Dengan memahami hiperaktif pada
anak juga berarti orang tua perlu belajar banyak mengenai gangguan pada anak ini. Semakin banyak
mendapatkan informasi dan memahaminya, orang tua dapat menemukan mana cara yang paling tepat agar
anak dapat mengontrol diri mereka sendiri.
Salurkan energi mereka lewat aktivitas fisik
Aktivitas fisik memang terlihat melelahkan. Namun, justru aktivitas fisik dapat menjadi solusi untuk
menghabiskan energi anak. Coba ajak mereka untuk belajar bela diri atau yoga. Selain menyalurkan energi
mereka ke aktivitas yang positif, bela diri dan yoga yang membutuhkan kedisiplinan dapat mengajarkan anak
untuk memahami pergerakan dan kontrol atas tubuh mereka.
Selain memasukkan mereka ke kelas olahraga, bisa juga orang tua memberikan anak benda atau mainan
yang dapat mereka mainkan ketika sedang gelisah. Dengan memainkan benda-benda ini, aktivitas anak yang
berlebihan dapat tersalurkan.
Sediakan waktu untuk diri sendiri
Ketika pikiran terfokus dalam menghadapi anak hiperaktif, orang tua seringkali melupakan dirinya sendiri
dan terkadang stress. Apabila ini terjadi, sediakan waktu untuk diri sendiri. Orang tua juga harus
memperhatikan kesehatan dirinya agar dapat memperhatikan anak. Ingatlah bahwa anak hiperaktif bukan
terjadi karena kesalahan pola asuh.

Tetaplah tenang ketika keadaan sedang sulit. Menjadi marah pada anak tidak akan membuat hiperaktivitas
mereka berhenti. Hal ini malah akan membuat keadaan menjadi semakin buruk. Jadilah contoh yang baik
untuk anak dan berikan ia contoh apa yang ingin orang tua kehendaki dilakukan oleh anak.