Tuesday, December 4, 2018

Anak Hiperaktif? Ini Cara untuk Menghadapinya!


Di masa pertumbuhannya, anak-anak pasti senang sekali bergerak. Bergerak bagi anak, entah itu lewat bermain
atau berlari-lari, adalah sebuah hal yang sangat positif karena itu berarti keterampilan motoriknya sedang
berkembang. Namun terkadang orang tua juga jadi ikut kewalahan menghadapi anak hiperaktif karena harus
mengawasi anak ke manapun. Sebelum membahas bagaimana cara menghadapinya, orang tua terlebih dulu
harus memahami hiperaktif pada anak.
Hiperaktif pada anak sebenarnya terjadi karena ia berada di masa kanak-kanak. Ketika berada di masa ini,
adalah hal yang sangat normal dan wajar apabila anak seusianya mempunyai banyak sekali energi. Anak-anak
akan sering bergonta-ganti aktivitas dan sangat enerjik.
Meskipun demikian, apabila hiperaktif pada anak yang mengganggu kegiatannya di kelas karena menjadikannya
sulit berkonsentrasi, terlalu aktif, atau menggangu teman sebayanya hingga memukul, orang tua perlu merasa
curiga.
Ada beberapa penyebab anak tidak bisa diam hingga ia menjadi hiperaktif, tetapi yang paling umum adalah
karena adanya gangguan otak, gangguan sistem saraf, gangguan psikologis, hipertiroidisme, hingga ADHD.
ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) adalah gangguan yang menyebabkan orang dengan ADHD
menjadi terlalu aktif, kurang dapat memperhatikan, dan impulsif. Tidak hanya anak-anak, orang dewasa pun
bisa menderita gangguan ADHD ini.
Apabila memang penyebab anak hiperaktif karena gangguan mental atau fisiknya ini, akan lebih baik untuk
berkonsultasi dengan dokter. Selain itu, kita sebagai orang tua juga dapat berperan aktif dalam
menghadapi anak hiperaktif. Ini dia beberapa tips yang dapat kita lakukan sebagai orang tua.


Observasi perilaku anak
Ini adalah hal yang paling mendasar ketika mendapati hiperaktivitas pada anak. Catatlah semua perilaku anak
dalam sebuah catatan kecil. Nantinya catatan ini akan sangat membantu ketika berkonsultasi dengan dokter
atau ahli lainnya mengenai permasalahan ini dan menemukan akar permasalahannya.
Berbicara pada guru di kelasnya
Beberapa kasus hiperaktif pada anak yang parah dapat mengganggu kegiatan belajarnya di kelas. Berbicara
dengan gurunya akan membantu baik orang tua atau guru dalam membuat anak tetap mengerjakan pekerjaan
di sekolahnya.
Bicarakan juga kondisi anak dengan institusi sekolah agar mengevaluasi kegiatan belajarnya dan dibantu untuk
memenuhi kebutuhannya. Misalnya, dengan diberikan jeda saat ia sedang tes atau mengerjakan tes di dalam
ruangan yang terpisah dengan teman-temannya yang lain untuk menghindari gangguan.
Banyak bertanya pada spesialis
Siapkan catatan yang sudah dibuat tentang perilaku hiperaktivitas anak. Bicarakan permasalahan ini pada
orang-orang yang memang ahli di bidangnya, misalnya dokter, neurologis, hingga psikiater sekalipun. Jawaban
yang tepat dari orang-orang yang ahli akan membantu menemukan solusinya.
Cari informasi sebanyak-banyaknya
Memahami anak hiperaktif adalah kunci utama dalam menghadapinya. Dengan memahami hiperaktif pada
anak juga berarti orang tua perlu belajar banyak mengenai gangguan pada anak ini. Semakin banyak
mendapatkan informasi dan memahaminya, orang tua dapat menemukan mana cara yang paling tepat agar
anak dapat mengontrol diri mereka sendiri.
Salurkan energi mereka lewat aktivitas fisik
Aktivitas fisik memang terlihat melelahkan. Namun, justru aktivitas fisik dapat menjadi solusi untuk
menghabiskan energi anak. Coba ajak mereka untuk belajar bela diri atau yoga. Selain menyalurkan energi
mereka ke aktivitas yang positif, bela diri dan yoga yang membutuhkan kedisiplinan dapat mengajarkan anak
untuk memahami pergerakan dan kontrol atas tubuh mereka.
Selain memasukkan mereka ke kelas olahraga, bisa juga orang tua memberikan anak benda atau mainan
yang dapat mereka mainkan ketika sedang gelisah. Dengan memainkan benda-benda ini, aktivitas anak yang
berlebihan dapat tersalurkan.
Sediakan waktu untuk diri sendiri
Ketika pikiran terfokus dalam menghadapi anak hiperaktif, orang tua seringkali melupakan dirinya sendiri
dan terkadang stress. Apabila ini terjadi, sediakan waktu untuk diri sendiri. Orang tua juga harus
memperhatikan kesehatan dirinya agar dapat memperhatikan anak. Ingatlah bahwa anak hiperaktif bukan
terjadi karena kesalahan pola asuh.

Tetaplah tenang ketika keadaan sedang sulit. Menjadi marah pada anak tidak akan membuat hiperaktivitas
mereka berhenti. Hal ini malah akan membuat keadaan menjadi semakin buruk. Jadilah contoh yang baik
untuk anak dan berikan ia contoh apa yang ingin orang tua kehendaki dilakukan oleh anak.

No comments:

Post a Comment