Sunday, August 12, 2018

Hal Yang Perlu Dikhawatirkan Jika Punya Anak Hiperaktif



Apakah anak hiperaktif itu harus disembuhkan? Tentu saja. Namun, jangan dianggap ini adalah penyakit. Ini hanya perilaku yang tidak normal saja. Dan itupun bisa dijelaskan secara ilmiah.
Para ahli kesehatan anak menjelaskan bahwasannya anak yang hiperaktif itu disebabkan kelebihan energi di dalam tubuh. Dan butuh penyaluran energi dengan cara aktif. Yang terjadi adalah anak tersebut lebih aktif daripada kebanyakan anak lainnya.
Akan tetapi, ada juga faktor lain. Ini ditemukan oleh para peneliti kesehatan anak lainnya. Hingga akhirnya ada istilah ADHD yang merupakan kepanjangan dari Attention Deficit Hyperactivity Disorder. Jadi ini merupakan gangguan hiperaktif yang membuat anak sulit konsentrasi. Makanya, gangguan ini tidak hanya disebabkan oleh satu faktor. Banyak faktor yang mempengaruhi.
Hal Negatif Yang Sering Terjadi Pada Anak Hiperaktif
Sebenarnya, tidak ada yang perlu dikhawatirkan jika ada anak yang hiperaktif. Hanya saja, karena ia beda dengan kebanyakan teman lainnya, biasanya anak tersebut mengalami masalah dalam hal pergaulan.
  1. Tidak Mau Mengalah
Dalam berinteraksi sosial dengan teman-teman yang lain, anak harus toleran. Makanya, bunda sebagai orang tua harus memberikan pelajaran mengenai toleransi. Jangan mudah marah dengan teman yang lain. Biarkan anak lain berbuat apapun asalkan anak tidak boleh mengganggu. Berbeda dengan anak lain boleh tapi tidak boleh menyakiti. Itulah sikap toleran.

Sayangnya, anak yang hiperaktif yang hiperaktif sulit sekali untuk toleran. Saat bermain, ia ingin selalu menang. Anak tersebut cenderung egois. Dan ini menjadi satu dari sekian banyak tanda-tanda anak hiperaktif.

Karena anak tidak mau mengalah, bisa saja teman-teman tidak suka. Sehingga akhirnya mereka tidak mau berteman dengan anak tersebut. Ini yang berbahaya. Karena jika ini terus terjadi, bisa saja perkembangan anak kurang bagus. Ketika ia tidak punya banyak teman, suatu saat nanti ia akan merasa sendiri.

  1. Prestasi Rendah
Anak yang hiperaktif kemungkinan besar mengalami masalah dalam hal bersosialisasi dengan teman-temannya. Namun, ada hal lain yang juga tak kalah mengkhawatirkan. Ia cenderung kurang pintar ketika sekolah. Bahkan, terkadang guru mengeluh karena anak sama sekali tidak bisa mengikuti pelajaran.

Mengapa ini bisa terjadi? Karena pendidikan di Indonesia lebih menekankan pada obedience atau kepatuhan. Anak yang taat dengan apa yang diperintahkan guru, maka anak dianggap baik dan cerdas. Sementara itu, anak yang mengalami ADHD sulit untuk fokus dan berkonsentrasi di kelas layaknya kebanyakan anak normal lainnya.

Makanya, biasanya solusi yang terbaik adalah home-schooling. Dengan demikian, anak bisa mengembangkan potensi sesuai dengan karakternya sendiri, bukan berdasarkan standarisasi kebanyakan sekolah formal.

Setidaknya dua hal tersebut yang perlu dikhawatirkan, yaitu masalah sosial dan juga masalah kecerdasan. Apakah itu tidak bisa antisipasi atau apakah anak yang mengalami hiperaktif tidak bisa disembuhkan? Tentu saja bisa. Namun, jangan asal mencari cara mengatasi anak hiperaktif. Sebaiknya bunda cari tahu dulu apakah benar anak bunda hiperaktif. Atau jangan-jangan hanya super aktif saja. Dalam hal ini, bunda harus bedakan antara anak aktif dengan anak hiperaktif.
Energi Harus Tersalurkan  
Ada banyak sekali cara untuk mengatasi anak yang hiperktif. Terapi yang paling sering dipilih oleh orang tua dengan anak yang mengalami masalah tersebut.
Akan tetapi, mengandalkan terapi dengan pakar sekalipun itu tidak cukup. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, banyak ahli mengatakan bahwa anak yang hiperaktif itu memiliki energi yang lebih dan ia butuh menyalurkan energi tersebut. Dan ini kuncinya.
Jika bunda punya anak yang mengalami masalah hiperaktif, kenapa bunda tidak coba alihkan tenaganya untuk hal yang tepat? Misalnya saja mengajak anak untuk berolahraga, main bola, main badminton, berenang, dan lain sebagainya. Ini jauh lebih baik karena selain mengatasi hiperaktif bunda juga membantu anak untuk mengasah bakatnya. Tentu saja aktivitas yang bunda pilihkan harus sesuai dengan bakat atau potensi anak.
Jadi, jika dilihat dari persepektif yang lain, hiperaktif ini adalah anugrah. Bunda bisa lebih mudah mengajak anak untuk mengasah kemampuan atau bakatnya. Berbeda jika anak biasa yang terkadang tidak punya cukup energi untuk terus belajar. Oleh sebab itu, bunda harus bisa menfaatkan kondisi anak seperti itu.
Selain itu, hal ini juga seharusnya membuka pemahaman bunda mengenai pendidikan. Selama ini, pendidikan yang baik diidentikkan dengan nilai raport yang tinggi di sekolah. Aspek skill yang dikuasai serta potensi unggul tidak begitu diperhatikan. Padalah, setiap anak itu dianugrahi dengan bakat dari Tuhan. Tinggal bagaimana orang tua, guru, dan pihak-pihak lain menemukan dan mengasah bakat tersebut.
Makanya, anak hiperaktif sangat disarankan untuk home-schooling. Ada beberapa alasan mengapa itu pilihan yang terbaik. Pertama, anak tersebut sulit untuk diterima atau berkembang di sekolah biasa. Bahkan, anak tersebut cenderung tidak bisa berkembang karena merasa beda. Dan treatment yang diberikan oleh sekolah juga kurang tepat untuk anak dengan kondisi semacam itu.
Selain itu, home-schooling juga sebagai saranan untuk mengasah potensi di dalam diri anak. Jadi, sejak kecil, bunda sudah fokus untuk mencari dan mengasah potensi anak. Bukankah ini jauh lebih baik daripada meminta anak mempelajari banyak hal tapi tidak menjadi ahli di bidang apapun?
Pada akhirnya, siapapun tidak boleh menganggap anak hiperaktif sebagai anak yang tidak normal. Apalagi jika ada anggapan hiperkatif itu penyakit. Jelas salah besar. Dan bunda sekarang sudah tahu bagaimana cara penanganan anak dengan kondisi seperti itu.

No comments:

Post a Comment